PENTINGNYA KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA (SDM)
Saat ini, Presiden terpilih didalam pilpres 2019, yaitu Bapak Joko Widodo atau bisa di panggil Pak Jokowi, baru saja mengumumkan para menterinya. saya lihat menarik juga mengamati para menteri Presiden Jokowi yang lebih banyak diisi oleh profesional daripada kader partai politik. yang paling menarik bagi saya adalah masuknya Pak Nadiem Makarim sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), beliau CEO atau pendiri Go-Jek yang saat ini sudah menjadi start-up dengan level Decacorn. Presiden Jokowi juga mengumumkan bahwa di periode keduanya saat ini, beliau ingin fokus didalam Pengembangan Sumber Daya Manusia atau SDM. Periode pertama kepemimpinan Presiden Jokowi lebih banyak digunakan untuk membangun infrastruktur, dan baru di periode keduannya Presiden Jokowi akan mengutamakan Pengembangan SDM.
Pengembangan SDM sangat penting, dulu di masa Presiden Soekarno beliau menyadari bahwa negeri indonesia merupakan negeri yang sangat kaya dengan kekayaan alam, namun tidak punya SDM yang memadai sehingga Presiden Soekarno banyak menyekolahkan SDM Indonesia ke luar negeri terutama ke Eropa. Salah satu SDM yang disekolahkan Presiden Soekarno keluar negeri adalah Pak B.J. Habibie. Pak B.J. Habibie kuliah di luar negeri ketika Presiden Soekarno masih berkuasa dan kemudian di panggil pulang untuk mengembangkan industri pesawat dirgantara oleh Presiden Soeharto. Sayang, proyek IPTN harus mangkrak karena indonesia mengalami krisis keuangan di tahun 1998 dan meminjam dana ke IMF, namun syarat dari IMF tidak membolehkan pinjaman digunakan untuk membiayai proyek prestisius seperti IPTN.
Pada dasarnya, Presiden Soekarno sangat menyadari pentingnya membangun kualitas SDM di Indonesia. Presiden Soekarno juga pernah mendatangkan beberapa kosmonot dari Uni Soviet dan diajak keliling indonesia dan pidato bahwa rakyat indonesia harus mempelajari sains dan teknologi, seperti halnya negeri Uni Soviet yang ketika itu sudah maju di bidang sains dan teknologi terutama di bidang antariksa.
Uni Soviet sendiri punya sejarah setelah Vladimir Lenin memenangkan revolusi Bolshevik, yang pertama dibangun adalah membangun jaringan listrik ke seluruh pelosok Uni Soviet dan juga membangun pendidikan di Uni Soviet. Setelah Vladimir Lenin meninggal dan digantikan oleh Joseph Stalin. Joseph Stalin memfokuskan pembangunan di Eropa Barat seperti Jerman, Perancis, Inggris, Italia, dsb.
Hasi dari program Joseph Stalin ini, Uni Soviet berhasil menguasai teknologi luar angkasa. Uni Soviet merupakan negara yang bisa mengirimkan satelite pertama di dunia, yaitu Sputnik, dan juga berhasil mengirimkan Kosmonot pertama di dunia, yaitu Yuri Gagarin serta Kosmonot perempuan pertama di dunia, yaitu Valentina Tereshkova, serta berhasil membangun stasiun angkasa luar pertama, yaitu MIR.
Kembali ke indonesia, Pembangunan kualitas SDM tidak hanya menjadi fokus Presiden Soekarno saja, namun juga menjadi fokus dari Bapak Republik Indonesia, yaitu Tan Malaka. Di bukunya Madilog, Tan Malaka menjelaskan bahwa rakyat nusantara banyak yang percaya dengan takhyul dan untuk bisa maju harus menguasai sains dan teknologi.
Di negara tetangga indonesia, yaitu Singapore, mereka bisa menjadi negara maju karena kualitas SDM mereka yang tinggi dan juga sekolah di Singapore termasuk sekolah terbaik di dunia. Saat ini Singapore telah berhasil menjadi negeri HUB di banyak bidang, misalnya di bidang penerbangan, pelayaran, ataupun informatika, dan indonesia masih banyak menggunakan jaringan dari Singapore.
Idealnya, suatu negara akan sangat bagus jika mempunyai kekayaan alam dan kualitas SDM yang mempuni, sehingga kekayaan alam bisa dikelola secara profesional sehingga bisa menjadi negara maju. Contohnya adalah negara Norwegia. Norwegia selain merupakan negeri makmur dengan pendapatan yang tinggi, Norwegia juga merupakan negara dengan kekayaan alam yang cukup besar dan juga kualitas SDM yang mempuni. Norwegia punya BUMN Statoil yang sekarang telah berubah nama menjadi Equinor ASA. Equinor merupakan perusahaan pemasok gas alam terbesar kedua ke Eropa setelah Gazprom Russia.
Dengan demikian maka visi dari Presiden Jokowi telah tepat, yaitu membangun kualitas SDM di indonesia. Dari tulisan Prof. Esther Duflo dari MIT yang memenangkan nober ekonomi tahun 2019 bersama suaminya dan pernah melakukan penelitian di indonesia. Esther Duflo membahas tentang SD Inpres di era Orde Baru dibawah kepemimpinan Presiden Soeharto . Menurut Esther Duflo, pembangunan SD Inpres di indonesia merupakan pembangunan pendidikan paling massive di dunia. Dengan kualitas pendidikan, maka akan berdampak kepada ekonomi. Semakin kualitas pendidikan berkualitas, maka impactnya akan juga mendorong kekuatan ekonomi.
Pengembangan SDM sangat penting, dulu di masa Presiden Soekarno beliau menyadari bahwa negeri indonesia merupakan negeri yang sangat kaya dengan kekayaan alam, namun tidak punya SDM yang memadai sehingga Presiden Soekarno banyak menyekolahkan SDM Indonesia ke luar negeri terutama ke Eropa. Salah satu SDM yang disekolahkan Presiden Soekarno keluar negeri adalah Pak B.J. Habibie. Pak B.J. Habibie kuliah di luar negeri ketika Presiden Soekarno masih berkuasa dan kemudian di panggil pulang untuk mengembangkan industri pesawat dirgantara oleh Presiden Soeharto. Sayang, proyek IPTN harus mangkrak karena indonesia mengalami krisis keuangan di tahun 1998 dan meminjam dana ke IMF, namun syarat dari IMF tidak membolehkan pinjaman digunakan untuk membiayai proyek prestisius seperti IPTN.
Pada dasarnya, Presiden Soekarno sangat menyadari pentingnya membangun kualitas SDM di Indonesia. Presiden Soekarno juga pernah mendatangkan beberapa kosmonot dari Uni Soviet dan diajak keliling indonesia dan pidato bahwa rakyat indonesia harus mempelajari sains dan teknologi, seperti halnya negeri Uni Soviet yang ketika itu sudah maju di bidang sains dan teknologi terutama di bidang antariksa.
Uni Soviet sendiri punya sejarah setelah Vladimir Lenin memenangkan revolusi Bolshevik, yang pertama dibangun adalah membangun jaringan listrik ke seluruh pelosok Uni Soviet dan juga membangun pendidikan di Uni Soviet. Setelah Vladimir Lenin meninggal dan digantikan oleh Joseph Stalin. Joseph Stalin memfokuskan pembangunan di Eropa Barat seperti Jerman, Perancis, Inggris, Italia, dsb.
Hasi dari program Joseph Stalin ini, Uni Soviet berhasil menguasai teknologi luar angkasa. Uni Soviet merupakan negara yang bisa mengirimkan satelite pertama di dunia, yaitu Sputnik, dan juga berhasil mengirimkan Kosmonot pertama di dunia, yaitu Yuri Gagarin serta Kosmonot perempuan pertama di dunia, yaitu Valentina Tereshkova, serta berhasil membangun stasiun angkasa luar pertama, yaitu MIR.
Kembali ke indonesia, Pembangunan kualitas SDM tidak hanya menjadi fokus Presiden Soekarno saja, namun juga menjadi fokus dari Bapak Republik Indonesia, yaitu Tan Malaka. Di bukunya Madilog, Tan Malaka menjelaskan bahwa rakyat nusantara banyak yang percaya dengan takhyul dan untuk bisa maju harus menguasai sains dan teknologi.
Di negara tetangga indonesia, yaitu Singapore, mereka bisa menjadi negara maju karena kualitas SDM mereka yang tinggi dan juga sekolah di Singapore termasuk sekolah terbaik di dunia. Saat ini Singapore telah berhasil menjadi negeri HUB di banyak bidang, misalnya di bidang penerbangan, pelayaran, ataupun informatika, dan indonesia masih banyak menggunakan jaringan dari Singapore.
Idealnya, suatu negara akan sangat bagus jika mempunyai kekayaan alam dan kualitas SDM yang mempuni, sehingga kekayaan alam bisa dikelola secara profesional sehingga bisa menjadi negara maju. Contohnya adalah negara Norwegia. Norwegia selain merupakan negeri makmur dengan pendapatan yang tinggi, Norwegia juga merupakan negara dengan kekayaan alam yang cukup besar dan juga kualitas SDM yang mempuni. Norwegia punya BUMN Statoil yang sekarang telah berubah nama menjadi Equinor ASA. Equinor merupakan perusahaan pemasok gas alam terbesar kedua ke Eropa setelah Gazprom Russia.
Dengan demikian maka visi dari Presiden Jokowi telah tepat, yaitu membangun kualitas SDM di indonesia. Dari tulisan Prof. Esther Duflo dari MIT yang memenangkan nober ekonomi tahun 2019 bersama suaminya dan pernah melakukan penelitian di indonesia. Esther Duflo membahas tentang SD Inpres di era Orde Baru dibawah kepemimpinan Presiden Soeharto . Menurut Esther Duflo, pembangunan SD Inpres di indonesia merupakan pembangunan pendidikan paling massive di dunia. Dengan kualitas pendidikan, maka akan berdampak kepada ekonomi. Semakin kualitas pendidikan berkualitas, maka impactnya akan juga mendorong kekuatan ekonomi.
Komentar
Posting Komentar